Momen ini diabadikan saat Mama saya berulang tahun tanggal 2 November 2015 yang lalu. Mengapa saya selalu berusaha memberi kenangan khusus (walaupun hanya mengucapkan selamat ulang tahun) di tanggal kelahiran Mama? Alasannya sederhana. Dulu, Mama selalu berusaha memberikan yang spesial di hari ulang tahun kami, kedua anaknya. Padahal saya tahu, terkadang Mama tidak punya uang untuk melakukannya. Namun, entah mengapa, beliau selalu berupaya agar tanggal di bulan kelahiran kami dibuat khusus dari hari-hari lainnya.
Walaupun hanya sepiring nasi kuning dengan sebutir telur rebus yang diletakkan di tengahnya, Mama selalu memberikan warna berbeda untuk mengingat tanggal dan hari kelahiran kami. “Ini hanya untuk mengingat bahwa pernah terjadi sesuatu yang menandakan sebuah ikatan batin yang digariskan Allah di antara kita. Mama dan kau,” begitu Mama dengan bahasa yang menyiratkan kedalaman makna, saat saya menggigit dan mengunyah telur rebus yang pernah dihadiahkannya di hari ulang tahun saya kala itu. Sejak itu, saya bertekad akan melakukan hal yang sama untuknya. Mungkin tidak lagi dengan telur rebus dan nasi kuning, demi meneruskan apa yang telah dilakukannya untuk kami. Dan, di jelang Hari Ibu ini, saya ingin mengucapkan, “Selamat Hari Ibu, Mamaku sayang ... semoga Allah Swt. senantiasa mencurahkan rahmat-Nya untukmu. Aamiin ....”